A. Deskripsi Perusahaan
Usaha pembuatan telur asin adalah
salah satu jenis industri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan
baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik, sedangkan jenis
telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat kita yang
menganggap telur asin berasal dari telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk
memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh
karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin
ditentukanberdasarkan cara pengolahannya.
Pengasinan telur merupakan salah
satu cara penambahan umur simpan telur. Telur asin merupakan salah satu sumber
protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan
makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih
tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak
12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena
rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa. Konsumen
terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur
asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Disamping untuk konsumen
rumah tangga, konsumenlainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah
makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama-asrama, perusahaan jasa boga dan
sebagainya. Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan
peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik
yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.
1. Visi dan Misi
a. Visi
Menciptakan kemudahan memperoleh sumber gizi
yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik sebagai pemenuhan akan lauk pauk
dalam lingkungan masyarakat.
b. Misi
·
Memberikan kualitas yang terbaik.
·
Memberikan jaminan mutu.
·
Memberikan pelayanan terbaik.
2. Analisis Situasi
1.
Faktor internal
a)
Strengths (Kekuatan)
–
Harga yang terjangkau.
–
Kualitas dan mutu terjamin.
– Garansi bila barang rusak (pecah/ retak
cangkangnya)
b)
Weakness (Kelemahan)
–
Persaingan pasar yang lumayan ketat.
– Barang rentan rusak (pecah/ retak
cangkangnya)
2. Faktor eksternal
a) Opportunities (Kesempatan)
·
Banyak masyarakat yang membutuhkan telur
asin untuk lauk yang mudah didapat
·
Produk yang dapat dinikmati oleh berbagai
kalangan.
b) Threats (Ancaman)
·
Pesaing
·
Cuaca
·
Kualitas dan stok bahan baku/mentah
3. Gambaran Produk
a. Keunikan Produk
Keunikan dari produk telur asin ini
yaitu memiliki rasa yang khas dan akan membuat semua orang ketagihan jika sudah
mencobanya.
4. Lingkungan Tempat Produksi
Lingkungan tempat produksi ini yaitu
dirumah milik pribadi yang dibatu oleh saudara-saudara.
5. Resiko
Peningkatan harga bahan baku yang
bisa saja setiap saat mengalami perubahan. Lonjakan harga bahan baku yang akan
memaksa produsen untuk menaikan harga, akan tetapi kenaikan harga dapat
menyebabkan konsumen beralih keproduk pangan yang lain.
B. Produksi
1. Bahan dan Alat Produksi
Dandang besar : Rp 250.000
Kendi besar : Rp 75.000
Stempel produk
: Rp 45.000
Abu gosok : Rp 10.000
Garam : Rp 15.000
Telur bebek mentah : Rp 1.250 x 50 = Rp 62.500
Jumlah modal awal : Rp 457.500
Tabel. Kebutuhan Peralatan
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Harga
|
1
|
Ember plastic
|
2 buah
|
Rp. 10.000
|
Rp. 20.000
|
2
|
Panci besar
|
1 buah
|
Rp. 150.000
|
Rp. 150.000
|
3
|
Pisau
|
1 buah
|
Rp. 10.000
|
Rp. 10.000
|
4
|
Tungku dari batu
|
1 buah
|
Rp. 75.000
|
Rp. 75.000
|
5
|
Blender
|
1 buah
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
6
|
Stempel + tinta
|
1 buah
|
Rp. 30.000
|
Rp. 30.000
|
Jumlah
|
Rp. 485.000
|
Tabel kebutuhan bahan baku dan
pendukung tiap produksi
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
1
|
Telur itik
|
300 butir
|
Rp. 450.000
|
2
|
Garam yodium
|
3 kg
|
Rp. 4.500
|
3
|
Serbuk batu bata (/keeping bata)
|
15 keping
|
Rp. 10.500
|
4
|
Abu sekam
|
3 kg
|
Rp. 4.500
|
5
|
Bawang putih
|
¼ kg
|
Rp. 4.500
|
6
|
Sunligth
|
1 bungkus
|
Rp. 3.000
|
7
|
Ampelas halus
|
1 lembar
|
Rp. 8.000
|
8
|
Kayu bakar
|
1 pikul
|
Rp. 17.500
|
JUMLAH
|
Rp. 455.500
|
2. Proses Produksi
Telur itik direndam di air selama 5
menit, kemudian digosok dengan ampelas halus secara perlahan gunanya agar
permukaan telur pori-porinya terbuka. Setelah itu cuci dengan air sabun,
kemudian dicuci kembali baru ditiriskan.
a.
Buat adonannya terlebih dahulu.
- Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai takaran yang telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan selera si pembuat atau juga bisa sesuai denan pengalaman yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
- Untuk yang beraneka aroma, semua bahan (jahe/cabe/bawang) diblender hingga halus, lalu ditambahkan ke campuran adonan tadi.
- Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.
- Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah tepat. Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan. Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit telur.
b.
Tempel-tempelkan adonan ke telur, Setelah adonan menempel
pada kulit telur, guling-gulingkan telur pada abu sekam. Ini bertujuan supaya
adonan semakin menempel pada kulit telur.
c.
Peram dalam wadah selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur
akan mengandung minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam telur akan
semakin tinggi sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya akan semakin
asin. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan
terbuka. Dengan cara pemeraman ini, sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan
terserap kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan
lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari
total berat garam semua.
d.
Setelah diras pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ).
segera bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat
pengbongkaran, adonan pembalut sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan
yang kering menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat
dibongkar dengan lebih mudah dan aman. Setelah itu, pisahkan telur yang baik
dan telur yang kurang baik atau kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda
kebusukan.
e.
Telur yang telah diperam selama 15 hari dicuci bersih dengan
air sabun, kemudian ditiriskan sebentar, lalu di masak dalam panci dengan kadar
air dalam panci secukupnya/ukuran telunjuk ke telur yang paling atas. Telur
dalam panci direbus dengan api kecil dan jangan ditutup, jika airnya telah
panas maka api sedikit demi sedikit dibesarkan hingga mendidih. Lama rebusan
kurang lebih 45menit agar telur asin tahan hinnga 10 hari (tidak bau). Telur
yang sudah masak kemudian ditiriskan kembali.
f.
Setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk
dikonsumsi atau dijual kepada konsumen.
3. Kapasitas Produksi
Kapassitis pembuatan telur asin dalam
sekali produksi yaitu sekitar 300 butir tellur dan dilakukan sekitar dua har
sekali.
C. Pemasaran
1. Sasaran Pemasaran
Pemasaran produk ini akan dilakukan di
daerah sekitar wilayah Denpasar. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur
yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan distributor
2. Strategi Pemasaran
a. Produk
Produk yang dipasarkan yaitu telur
asin yang akan banyak dicari oleh kalangan masyarakat. Karena telur asin adalah
makanan yang bergizi dan juga banyak diminatin oleh masyarakat.
b. Harga Jual
Kebijakan harga dari produk telur asin ini adalah sebesar Rp. 2.500
tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba yang
diinginkan.
c. Promosi
- Promosi
telur asin ini akan dilakukan dengan beberapa
media, antara lain;
Kemasan/stempel pada kulit telur. Stempel akan dibuat semenarik mungkin dan berisi kalimat iklan yang menarik sehingga dapat pula berfungsi sebagai media promosi. - Manusia
Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu produk. Dengan perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan, diharapkan konsumen akan lebih tertarik.
d. Sistem Pemasaran dan Distribusi
D. Keuangan
1. Biaya untuk memulai Bisnis
Total biaya untuk memulai bisnis ini ialah Rp 455.500 (Modal untuk 1x proses
produksi) Rp 485.000 (Belanja modal awal)
Total = Rp 940.500
Kebutuhan Modal Awal pada Bulan Pertama
1.
Investasi yang diperlukan Biaya
Produk
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Harga
|
1
|
Ember plastic
|
2 buah
|
Rp. 10.000
|
Rp. 20.000
|
2
|
Panci besar
|
1 buah
|
Rp. 150.000
|
Rp. 150.000
|
3
|
Pisau
|
1 buah
|
Rp. 10.000
|
Rp. 10.000
|
4
|
Tungku dari batu
|
1 buah
|
Rp. 75.000
|
Rp. 75.000
|
5
|
Blender
|
1 buah
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
6
|
Stempel + tinta
|
1 buah
|
Rp. 30.000
|
Rp. 30.000
|
7
|
Telur itik
|
300 butir
|
Rp. 1.350
|
Rp. 450.000
|
8
|
Garam yodium
|
3 kg
|
Rp. 1.500
|
Rp. 4.500
|
9
|
Serbuk batu bata (/keeping bata)
|
15 keping
|
Rp. 700
|
Rp. 10.500
|
10
|
Abu sekam
|
3 kg
|
Rp. 1.500
|
Rp. 4.500
|
11
|
Bawang putih
|
¼ kg
|
Rp. 18.00/kg
|
Rp. 4.500
|
12
|
Sunligth
|
1 bungkus
|
Rp. 3.000
|
Rp. 3.000
|
13
|
Ampelas halus
|
1 lembar
|
Rp. 8.000
|
Rp. 8.000
|
14
|
Kayu bakar
|
1 pikul
|
Rp. 17.500
|
Rp. 17.500
|
Total kebutuhan peralatan
|
Rp. 485.000
|
|||
Total investasi awal yang
dibutuhkan
|
Rp. 940.500
|
MODAL KERJA
|
||||
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total Harga
|
1
|
Ember plastic
|
2 buah
|
Rp. 10.000
|
Rp. 20.000
|
2
|
Panci besar
|
1 buah
|
Rp. 150.000
|
Rp. 150.000
|
3
|
Pisau
|
1 buah
|
Rp. 10.000
|
Rp. 10.000
|
4
|
Tungku dari batu
|
1 buah
|
Rp. 75.000
|
Rp. 75.000
|
5
|
Blender
|
1 buah
|
Rp. 200.000
|
Rp. 200.000
|
6
|
Stempel + tinta
|
1 buah
|
Rp. 30.000
|
Rp. 30.000
|
7
|
Telur itik
|
300 butir
|
Rp. 1.350
|
Rp. 450.000
|
8
|
Garam yodium
|
3 kg
|
Rp. 1.500
|
Rp. 4.500
|
9
|
Serbuk batu bata (/keeping bata)
|
15 keping
|
Rp. 700
|
Rp. 10.500
|
10
|
Abu sekam
|
3 kg
|
Rp. 1.500
|
Rp. 4.500
|
11
|
Bawang putih
|
¼ kg
|
Rp. 18.00/kg
|
Rp. 4.500
|
12
|
Sunligth
|
1 bungkus
|
Rp. 3.000
|
Rp. 3.000
|
13
|
Ampelas halus
|
1 lembar
|
Rp. 8.000
|
Rp. 8.000
|
14
|
Kayu bakar
|
1 pikul
|
Rp. 17.500
|
Rp. 17.500
|
Total kebutuhan biaya untuk
pembelian bahan per produksi
|
Rp. 455.500
|
|||
Total biaya bahan pokok dan
pendukung
|
Rp. 940.500
|
|||
Biaya transportasi
|
Rp. 300.000
|
|||
Biaya listrik
|
Rp. 100.000
|
|||
Total modal awal yang dibutuhkan
|
Kebutuhan modal awal untuk memulai
usaha sebesar Rp. 940.500
.
2.
Proyeksi Rugi / Laba
Proyeksi
rugi-laba dalam satu kali produksi usaha
PENDAPATAN
|
TOTAL
|
|
1
|
Total Penjualan
|
300 butir
|
Total Pendapatan
|
Rp. 645.00
|
|
Biaya Produksi
|
TOTAL
|
|
1
|
Biaya Variabel (variable cost)
|
|
Biaya Bahan Baku & Bahan Pendukung
|
Rp. 485.000
|
|
Biaya Tetap (Fixed Cost)
|
Rp. 455.500
|
|
Biaya Transportasi
|
Rp. 300.000
|
|
Biaya Listrik
|
Rp. 100.000
|
|
Total Biaya Tetap
|
Rp. 455.500
|
|
Total Biaya Produksi
|
Rp. 940.500
|
|
Laba
|
Rp. 2.736.500
|
3.
Proyeksi BEP (Break Event Point)
Uraian
|
Total
|
|
PENJUALAN
|
||
1
|
300 butir telur
|
|
Total Penjualan
|
Rp. 645.000
|
|
BIAYA VARIABEL
|
||
1
|
Biaya Bahan Baku dan Pendukung
|
|
Total Biaya Variabel
|
Rp. 2.736.500
|
|
BIAYA TETAP
|
||
1
|
Biaya Transportasi
|
|
Biaya Listrik
|
Rp.100.000
|
|
Total Biaya Tetap
|
Rp. 455.500
|
|
BEP = FC / 1-(VC/Pendapatan)
|
4.
Proyeksi Profit/Benefit of Coast
Ratio (BC RATIO)
Penjualan
|
Total
|
|
1
|
Pendapatan penjualan
|
|
Total pendapatan
|
Rp. 160.000
|
|
Biaya Produksi
|
Total
|
|
1
|
Biaya Variabel
|
|
Biaya Bahan Baku dan Pendukung
|
Rp. 485.000
|
|
Total Biaya Variabel
|
Rp. 2.736.500
|
|
2
|
Biaya Tetap
|
|
Biaya Transportasi
|
Rp. 300.000
|
|
Biaya Listrik
|
Rp. 100.000
|
|
Total Biaya Tetap
|
Rp. 400.000
|
|
Total Biaya Produksi
|
Rp. 940.500
|
|
B/C RATIO = Pendapatan Penjualan/Biaya Produksi
|