Jumat, 04 Mei 2018




A. Deskripsi Perusahaan
Usaha pembuatan telur asin adalah salah satu jenis industri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat kita yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin ditentukanberdasarkan cara pengolahannya.
Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa. Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumenlainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama-asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya. Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.

1. Visi dan Misi
a. Visi
Menciptakan kemudahan memperoleh sumber gizi yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik sebagai pemenuhan akan lauk pauk dalam lingkungan masyarakat.
b. Misi
·         Memberikan kualitas yang terbaik.
·         Memberikan jaminan mutu.
·         Memberikan pelayanan terbaik.
2. Analisis Situasi
1. Faktor internal
a) Strengths (Kekuatan)
– Harga yang terjangkau.
– Kualitas dan mutu terjamin.
– Garansi bila barang rusak (pecah/ retak cangkangnya)
b) Weakness (Kelemahan)
– Persaingan pasar yang lumayan ketat.
– Barang rentan rusak (pecah/ retak cangkangnya)
2. Faktor eksternal
a) Opportunities (Kesempatan)
·         Banyak masyarakat yang membutuhkan telur asin untuk lauk yang mudah didapat
·         Produk yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

b) Threats (Ancaman)
·         Pesaing
·         Cuaca
·         Kualitas dan stok bahan baku/mentah
3. Gambaran Produk
a. Keunikan Produk
Keunikan dari produk telur asin ini yaitu memiliki rasa yang khas dan akan membuat semua orang ketagihan jika sudah mencobanya.
4. Lingkungan Tempat Produksi
Lingkungan tempat produksi ini yaitu dirumah milik pribadi yang dibatu oleh saudara-saudara.
5. Resiko
Peningkatan harga bahan baku yang bisa saja setiap saat mengalami perubahan. Lonjakan harga bahan baku yang akan memaksa produsen untuk menaikan harga, akan tetapi kenaikan harga dapat menyebabkan konsumen beralih keproduk pangan yang lain.
B. Produksi
1. Bahan dan Alat Produksi
Dandang besar                        : Rp 250.000
Kendi besar                 : Rp 75.000
Stempel produk           : Rp 45.000
Abu gosok                    : Rp 10.000
Garam                         : Rp 15.000
Telur bebek mentah     : Rp 1.250 x 50 = Rp 62.500
Jumlah modal awal      : Rp 457.500
Tabel. Kebutuhan Peralatan
No
Nama Barang
Jumlah
Harga Satuan
Harga
1
Ember plastic
2 buah
Rp. 10.000
Rp. 20.000
2
Panci besar
1 buah
Rp. 150.000
Rp. 150.000
3
Pisau
1 buah
Rp. 10.000
Rp. 10.000
4
Tungku dari batu
1 buah
Rp. 75.000
Rp. 75.000
5
Blender
1 buah
Rp. 200.000
Rp. 200.000
6
Stempel + tinta
1 buah
Rp. 30.000
Rp. 30.000

Jumlah
Rp. 485.000
Tabel kebutuhan bahan baku dan pendukung tiap produksi
No
Nama Barang
Jumlah
Harga
1
Telur itik
300 butir
Rp. 450.000
2
Garam yodium
3 kg
Rp. 4.500
3
Serbuk batu bata (/keeping bata)
15 keping
Rp. 10.500
4
Abu sekam
3 kg
Rp. 4.500
5
Bawang putih
¼ kg
Rp. 4.500
6
Sunligth
1 bungkus
Rp. 3.000
7
Ampelas halus
1 lembar
Rp. 8.000
8
Kayu bakar
1 pikul
Rp. 17.500

JUMLAH
Rp. 455.500


 2. Proses Produksi
Telur itik direndam di air selama 5 menit, kemudian digosok dengan ampelas halus secara perlahan gunanya agar permukaan telur pori-porinya terbuka. Setelah itu cuci dengan air sabun, kemudian dicuci kembali baru ditiriskan.
a.       Buat adonannya terlebih dahulu.
  • Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai takaran yang telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan selera si pembuat atau juga bisa sesuai denan pengalaman yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
  • Untuk yang beraneka aroma, semua bahan (jahe/cabe/bawang) diblender hingga halus, lalu ditambahkan ke campuran adonan tadi.
  • Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.
  •  Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah tepat. Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan. Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit telur.
b.      Tempel-tempelkan adonan ke telur, Setelah adonan menempel pada kulit telur, guling-gulingkan telur pada abu sekam. Ini bertujuan supaya adonan semakin menempel pada kulit telur.
c.       Peram dalam wadah selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur akan mengandung minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam telur akan semakin tinggi sehingga telur akan semakin awet tetapi rasanya akan semakin asin. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka. Dengan cara pemeraman ini, sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam semua.
d.      Setelah diras pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ). segera bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran, adonan pembalut sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat dibongkar dengan lebih mudah dan aman. Setelah itu, pisahkan telur yang baik dan telur yang kurang baik atau kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda kebusukan.
e.       Telur yang telah diperam selama 15 hari dicuci bersih dengan air sabun, kemudian ditiriskan sebentar, lalu di masak dalam panci dengan kadar air dalam panci secukupnya/ukuran telunjuk ke telur yang paling atas. Telur dalam panci direbus dengan api kecil dan jangan ditutup, jika airnya telah panas maka api sedikit demi sedikit dibesarkan hingga mendidih. Lama rebusan kurang lebih 45menit agar telur asin tahan hinnga 10 hari (tidak bau). Telur yang sudah masak kemudian ditiriskan kembali.
f.       Setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk dikonsumsi atau dijual kepada konsumen.
3. Kapasitas Produksi
Kapassitis pembuatan telur asin dalam sekali produksi yaitu sekitar 300 butir tellur dan dilakukan sekitar dua har sekali.


C. Pemasaran
1. Sasaran Pemasaran
Pemasaran produk ini akan dilakukan di daerah sekitar wilayah Denpasar. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan distributor
2. Strategi Pemasaran
a. Produk
Produk yang dipasarkan yaitu telur asin yang akan banyak dicari oleh kalangan masyarakat. Karena telur asin adalah makanan yang bergizi dan juga banyak diminatin oleh masyarakat.
b. Harga Jual
Kebijakan harga dari produk telur asin  ini adalah sebesar Rp. 2.500 tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba yang diinginkan.
c. Promosi
  • Promosi telur asin  ini akan dilakukan dengan beberapa media, antara lain;
    Kemasan/stempel pada ku
    lit telur. Stempel akan dibuat semenarik mungkin dan berisi kalimat iklan yang menarik sehingga dapat pula berfungsi sebagai media promosi.
  • Manusia
    Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu produk. Dengan perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan, diharapkan konsumen akan lebih tertarik
    .

d. Sistem Pemasaran dan Distribusi
D. Keuangan
1. Biaya untuk memulai Bisnis
Total biaya untuk memulai bisnis ini ialah Rp 455.500 (Modal untuk 1x proses produksi)  Rp 485.000 (Belanja modal awal)
Total = Rp 940.500
Kebutuhan Modal Awal pada Bulan Pertama
1.      Investasi yang diperlukan Biaya Produk
No
Nama Barang
Jumlah
Harga Satuan
Harga
1
Ember plastic
2 buah
Rp. 10.000
Rp. 20.000
2
Panci besar
1 buah
Rp. 150.000
Rp. 150.000
3
Pisau
1 buah
Rp. 10.000
Rp. 10.000
4
Tungku dari batu
1 buah
Rp. 75.000
Rp. 75.000
5
Blender
1 buah
Rp. 200.000
Rp. 200.000
6
Stempel + tinta
1 buah
Rp. 30.000
Rp. 30.000
7
Telur itik
300 butir
Rp. 1.350
Rp. 450.000
8
Garam yodium
3 kg
Rp. 1.500
Rp. 4.500
9
Serbuk batu bata (/keeping bata)
15 keping
Rp. 700
Rp. 10.500
10
Abu sekam
3 kg
Rp. 1.500
Rp. 4.500
11
Bawang putih
¼ kg
Rp. 18.00/kg
Rp. 4.500
12
Sunligth
1 bungkus
Rp. 3.000
Rp. 3.000
13
Ampelas halus
1 lembar
Rp. 8.000
Rp. 8.000
14
Kayu bakar
1 pikul
Rp. 17.500
Rp. 17.500
Total kebutuhan peralatan
Rp. 485.000
Total investasi awal yang dibutuhkan
Rp. 940.500

MODAL KERJA
No
Nama Barang
Jumlah
Harga Satuan
Total Harga
1
Ember plastic
2 buah
Rp. 10.000
Rp. 20.000
2
Panci besar
1 buah
Rp. 150.000
Rp. 150.000
3
Pisau
1 buah
Rp. 10.000
Rp. 10.000
4
Tungku dari batu
1 buah
Rp. 75.000
Rp. 75.000
5
Blender
1 buah
Rp. 200.000
Rp. 200.000
6
Stempel + tinta
1 buah
Rp. 30.000
Rp. 30.000
7
Telur itik
300 butir
Rp. 1.350
Rp. 450.000
8
Garam yodium
3 kg
Rp. 1.500
Rp. 4.500
9
Serbuk batu bata (/keeping bata)
15 keping
Rp. 700
Rp. 10.500
10
Abu sekam
3 kg
Rp. 1.500
Rp. 4.500
11
Bawang putih
¼ kg
Rp. 18.00/kg
Rp. 4.500
12
Sunligth
1 bungkus
Rp. 3.000
Rp. 3.000
13
Ampelas halus
1 lembar
Rp. 8.000
Rp. 8.000
14
Kayu bakar
1 pikul
Rp. 17.500
Rp. 17.500
Total kebutuhan biaya untuk pembelian bahan per produksi
Rp. 455.500
Total biaya bahan pokok dan pendukung
Rp. 940.500
Biaya transportasi
Rp. 300.000
Biaya listrik
Rp. 100.000
Total modal awal yang dibutuhkan

Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha sebesar Rp. 940.500
.
2.      Proyeksi Rugi / Laba
Proyeksi rugi-laba dalam satu kali produksi usaha
PENDAPATAN
TOTAL
1
Total Penjualan
300 butir

Total Pendapatan
Rp. 645.00
Biaya Produksi
TOTAL
1
Biaya Variabel (variable cost)


Biaya Bahan Baku &  Bahan Pendukung
Rp. 485.000

Biaya Tetap (Fixed Cost)
Rp. 455.500

Biaya Transportasi
Rp. 300.000

Biaya Listrik
Rp. 100.000

Total Biaya Tetap
Rp. 455.500

Total Biaya Produksi
Rp. 940.500
Laba
Rp. 2.736.500
3.      Proyeksi BEP (Break Event Point)
Uraian
Total
PENJUALAN
1
300 butir telur


Total Penjualan
Rp. 645.000
BIAYA VARIABEL
1
Biaya Bahan Baku dan Pendukung


Total Biaya Variabel
Rp. 2.736.500
BIAYA TETAP
1
Biaya Transportasi


Biaya Listrik
Rp.100.000

Total Biaya Tetap
Rp. 455.500
BEP = FC / 1-(VC/Pendapatan)

4.      Proyeksi Profit/Benefit of Coast Ratio (BC RATIO)
Penjualan
Total
1
Pendapatan penjualan


Total pendapatan
Rp. 160.000
Biaya Produksi
Total
1
Biaya Variabel


Biaya Bahan Baku dan Pendukung
Rp. 485.000

Total Biaya Variabel
Rp. 2.736.500
2
Biaya Tetap


Biaya Transportasi
Rp. 300.000

Biaya Listrik
Rp. 100.000

Total Biaya Tetap
Rp. 400.000

Total Biaya Produksi
Rp. 940.500
B/C RATIO = Pendapatan Penjualan/Biaya Produksi